1. HOME
  2.  » 
  3. TAG
  4.  » 
  5. E
  6.  » 
  7. ENTERTAINMENT


  8. Reporter : Zika    6 Januari 2016 17:09

    Siapa Sangka Dono 'Warkop' Ternyata Pejuang Reformasi '98

    Dono dinobatkan mahasiswa menjadi penyemprot utama selang raksasa.

    Feed.merdeka.com - Jangan tertipu dengan penampilan wajahnya yang memiliki kelebihan di bagian gigi. Hentikan pula tawa ketika melihatnya berbicara dengan gayanya yang jenaka. Karena sejatinya Dono 'Warkop' memiliki darah aktivis yang kental dalam dirinya.

    Ia bahkan dengan gagah berani menyongsong serbuan tentara yang saat itu menyerbu kampus Universitas Katolik Atmajaya di saat kerusuhan menjelang Reformasi di tahun 1998. Seperti yang dikisahkan wartawan senior, Budiarto Shambazy, di saat ribuan mahasiswa masuk tunggang langgang ke dalam kampus yang berada di Semanggi, Jakarta Selatan, Dono dengan berani melawan tentara, bahkan "menyerang" pasukan hijau itu selang hydrant.

    Seperti dikutip dari merdeka.com, Dalam buku Warkop Main-Main Jadi Bukan Main karya Rudy Badil dan Indro Warkop, Budiarto yang dipercaya menuliskan kata pengantar, masih mengingat dengan jelas kejadian bersejarah tersebut.

    Saat itu Jumat, 13 November 1998, ketika Jakarta masih mencekam karena peristiwa 12 Mei 1998 yang menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti. Saat itu, mahasiswa menuntut Soeharto mundur sebagai Presiden. Budiarto yang berada di lokasi mengatakan ia dan ratusan mahasiswa yang berlindung di kampus, diberondong senjata api selama satu jam. Rentetan tembakan tersebut berlangsung sejak pukul 20.30 WIB.

    "Dono memang nekat. Setiap kali berondongan senjata diarahkan ke kampus, dia malah menantang badai. Dengan wajah melas tapi kocak, dengan barisan giginya yang 'maju tak gentar', Dono dinobatkan mahasiswa menjadi penyemprot utama selang raksasa."

    Selang itu diarahkan Dono ke barisan tentara yang berada di jalur kanan Jalan Jenderal Sudirman. Sebagian prajurit yang melihat ulah Dono hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum.

    Budiarto menjelaskan, Dono menjadi aktivis politik yang ikut menyusun lahirnya Reformasi 1998 dan bertujuan menggulingkan Soeharto. Ia menyiapkan terms of reference untuk seminar-seminar, mengatur kunjungan ke DPR, hingga menyiasati demo-demo mahasiswa.

    Aksi Dono yang turun ke jalan bersama mahasiswa pada 1998, bukan aksi demonstrasi pertama yang diikuti ayah tiga anak ini. Dono bersama dua personel Warkop lainnya, Kasino dan Nanu, yang merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Indonesia, turut serta dalam aksi Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) 1974. Demonstrasi Tritura menolak dominasi ekonomi Jepang di Indonesia.

    Buntut dari gerakan Tritura tersebut, yang disebut ditunggangi kelompok dan orang tertentu terjadi Malapetaka 17 Januari 1975 atau yang dikenal dengan Malari. Sejumlah mahasiswa UI ditangkap pihak keamanan Orde Baru, salah satunya Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) UI, Hariman Siregar.

    "Warkop menjadi elemen yang berperan cukup aktif pula mengkritik Orde Baru walaupun masih dalam batas-batas yang jinak melalui satir-satir politik," tulis Budiarto.

    Baca juga:

    Reaksi Anak Dono 'Warkop' Ketika Profesinya Dipuji Netizen Indonesia

    Hati Teriris Mendengar Ucapan Selamat Tinggal Farhan pada Jenazah Putranya

    Tebak IQ Para Seleb Ini, Anda Bakal Kaget dengan Hasilnya!

    WHAT DO YOU THINK?
    MUST READ STORIES